Wejangan Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin Gapai Kebahagiaan

Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom)

Kebahagiaan merupakan suatul hal yang  di idam-idamkan bagi semua manusia dunia ini namun kebahagiaan tersebut terkadang tidak bisa dirasakan olehnya dengan cara instan dan tidak mudah. Dan untuk menemukan kebahagiaan di dunia dan akhirat tersebut butuh waktu, perjuangan dan kesabaran yang ekstra. Kebahagiaan yang diidamkan tidaklah semudah membalik kedua tangan. Mengutip kuliah pada tanggal 4 Juli 1990 M yang disampaikan Guru mursyid Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondo Pesantren Suryalaya Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin atau terkenal dengan sebutan Abah Anom beliau menyampaikan wejangan kepada ,urid-murid TQN sebagai berikut:

"Insyafilah dengan keyakinan yang teguh, bahwa untuk memeperoleh kebahagiaan itu mesti mengalami dahulu musibah dari Tuhan. Dicoba dan di uji. Tidak datang tiba-tiba, menjelma keinginan mendadak untung tidak ada".

K. Acep Rijalullah sebagai Kabidlitbang LDTQN Suryalaya dan Kaprodi Ilmu Tasawuf Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah Suryalaya mensyarahi dan menyebutkan teks original Bahasa Sunda di sebuah laman media sosialnya Instagram @acep.rijalullah

"Sing terang kalayan yakin, manusa meunang bagja teh kudu ngalaman heula musibah ti pangeran. Dicoba sareng diuji. teu jol kitu bae. Jeleged kahayang ngadadak untung. teu aya wae."

" Jeleged kahayang ngadadak untung" Adalah ungkapn dari sebuah lamunan yang menginginkan segala harpan dan cita-cita ingin selalu untung. Meski itu diakui sebagai harpan dan cita-cita ingin selalu untung. Meski itu diakui sebagai harapan dan cita-cita semua orang. namun akidah kitamenerapkan bahwa Allah harus dilibatkan dalam setiap kehiupan kita. arinya meskipun harapan dan cita-cita demikian, mestilah disadari bahwa disitu ada sunnah ilahi yang harus diterima sebagai wujud keimanan pada rukun iman keenam.

Sunnah ilahi ini dalam bahasa awam disebut Hukum Alam. Sebagian ulam mengatkan bahwa istilah "hukum alam" hanya sebuah ungkapan bagi mereka yang tidak mengakui "sunah ilahi". Menurut saya, istilah itu lahir dari saintis yang berusaha menetralkan sains dari agama.

"Teu aya weee" Artinya sungguh hal itu tidak ada. Tidak ada sesuatu itu mendadak untung, mendadak sukses, mendadak bahagia. Al-Quran sudah menegaskan dengan kalimat tauhid (tegas)-nya: Fainna ma'al 'usri yusron- inna ma'al 'usri yusron". Sebagian orang menganggap "kun fayakun" adalah "jeleged" tea alias "sekonyong-konyong menjadi".

Ketahuilah ungkapan itu keluar dari hati yang kering dari ilmu dan gersang pengalaman. salah menurut ilmu bahasa (nahwu shorof), adlah menurut logika (almantiq) dan salah menurut akidah (Tauhid). 



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
Tasawuf