Kaifiyat az-zikr (cara bacaan dzikir lailaha illallah)

    Semua ibadah yan kita lakukan tidak sah tanpa melasanakan  cara-caranya dengan benar.  seprti ibadah sholat kita harus memperhatikan syarat dan rukunnya, demikian juga dengan dzikir terdapat syarat-syarat dan kaifiyah dzikir yang mesti dilakukan oleh orang yang berdzikir karena tanpa itu dzikir yang kita kerjakan tidak akan menimbulakan atsar seperti yang telah di jelaskan pada halaman sebelumnya. untuk itu dalam halaman ini saya akan menguraiakan kaifiyat az-zikri (cara berdzikir). 

Kaifiyat az-zikr (cara Berdzikir)

    Dalam kitab miftahus sudur dijelaskan sebagaimana cara berdzikir yang benar sebagai amalan dalm TQN, baik dzikir jahr maupun dzikir khafi. selengkapnya penulis kutip sebagai berikut:

    Orang berdzikir memulai dengan ucapan Laa dari bawah pusat dan diangkatnya sampai otak dalam kepala, sesudah itu diucapakan Ilaaha  dari otak dalam kepala, sesudah itu diucapkan ilaaha dari otak dengan menurunkannya perlahan-lahan ke bahu kanan. Lalu memulai lagi mengucapkan Illaallah dari bahu kanan dengan  menurunkan kepala kepada pangkal dada di sebelah kri, dan berkesudahan pada hati sanubari di bawahtualng rusuk lambung dengan menghembuskan lafadz nama Allah sekuat mungkin sehingga terasa geraknya pada seluruh badan, seakan-akan di seluruh bagian badan amal yang rusak itu terbakar memancarkan nur tuhan. Getaran itu meliputi seuruh bidang latifah, sehingga dengan demikian tercapai makna Allah". Kalimat anfyi (meniadakan) melenyapkan seluruh wujud sesuatu yang baru daripada pandangan dan ibarat, lalu berubah menjadi pandangan fana dari kalimat isbat ditegakkanlah dengan tegak dalam hati dan kepada Zat Yang Maha Besar, lalu memandang wujud Dzat Allah dengan pandanagn yang baqa.

    Setelah selesai melaksanakan dzikir dengan bilanagan ganjil (minimal 165 kali) kemudian mengakhirinya dengan bacaan; Syaiduna Muhammadun Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam.

Syarat-Syarat Berdzikir

Pertama, hendaklah orang yang akan berdzikir mempunyai wudu secara sempurna. Kedua, hendaklah ia berdzikir dengan suara keras sehingga hasil cahaya dzikir terpancar di dalam hati pelakunya. akibat cahaya ini maka hati menjadi hidup abadi hingga kehidupan ukhrawi.

utuk lebih jelasnya, syarat dzikir yang diaksud dijelaskan dalam Kitab Miftah as-sudr dan dalam kitab Tanwir al-Qulub sebagai berikut:

Syarat-syarat berdzikir ada tiga macam:

1. Hendaknya orang yang berdzikir mempunyai wudu yang sempurna.

2. Hendaknya orang yang berdzikir melakukannya dengan gerakan yang kuat.

3. berdzikir dengan suara keras sehinga dihasilakan cahaya dzikir di dalam batin orang-orang yang berdzikir dan menjadi hiduplah hati-hati mereka.

Di dalam kitab Tanwir al-Qulub, disebutkan bahwa etika berdzikir itu adlah sebagai berikut:

1. Bersih dari hadas dan najis.

2. Berdzikir di tempat yang sepi dari keramaian.

3. Khusu dalam pelaksanaanya sehingga engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat Allah, jika kamu tidak bisa melihat Allah maka yakinilah bahwa Allah melihat engkau.

4.Orang-orang yang hadir mengikuti dzikir mendapat izin dari Syekh Mursyidnya (telah ditalkin).

5. Menutup pintu supaya tidak ada gangguan.

6. Memejamkan dua mata daari awal hingga akhir.

7. Bersungguh-sungguh dalam mengenyahkan segala macam gangguan hati sehingga hatinya hanya konsentrasi kepada Allah.

8. Duduk tawarruk dengan tuma'ninah.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
Modul TQN